Pandu Paser
Sabtu, 19 Juli 2025
LOGO HARI PRAMUKA KE 64 TAHUN 2025
Rabu, 01 November 2023
JURNAL REFLEKSI DWI MINGGUAN MODUL 2.1 PEMBELAJARAN BERDIFERENSIASI
SAPARUDDIN
Calon Guru Penggerak
Angkatan 9 Kabupaten Paser Kalimantan Timur
Assalamualaikum wr wb..
Salam hangat dan bahagia Bapak dan Ibu Guru Hebat. Perkenalkan nama saya SAPARUDDIN Calon Guru
Penggerak (CGP) Angkatan 9 Kabupaten Paser asal SD Negeri 004 Tanjung Harapan. Saya akan menuliskan refleksi mengenai kegiatan yang
telah saya lakukan pada program guru penggerak di modul 2.1 Pembelajaran
Berdiferensiasi.
Setelah selama dua minggu mempelajari modul 2.1. Pembelajaran
Berdiferensiasi, calon guru penggerak mengikuti pembelajaran melalui sinkronus
dan asinkronus dengan alur pembelajaran MERDEKA.
M = Mulai dari diri
E = elaborasi Konsep
R = Ruang Kolaborasi
D = Demonstrasi
Kontekstual
E = Elaborasi Pemahaman
K = koneksi Antar
Materi
A = Aksi Nyata
Dalam jurnal dwi mingguan ini, saya akan menuliskan refleksi mengenai
kegiatan dan pengalaman saya setelah mempelajari modul 2.1. Saya menuliskan
refleksi ini menggunakan model refleksi 4F yang di prakarsai oleh Dr. Roger
Greenway.
1.
Fact (Peristiwa)
saya memulai kegiatan Pre test untuk modul 2 pada tanggal
20 Oktober 2023, kemudian
pada bagian mulai dari diri dengan membuat refleksi diri mengenai bagaimana
seorang guru dapat mengelola kelas dan memenuhi kebutuhan belajar murid. Kami
diminta membayangkan kondisi kelas dan juga menjelaskan tantangan yang dihadapi
dalam proses pembelajaran dikelas serta tindakan yang dilakukan untuk mengatasi
tantangan tersebut.
Pada Eksplorasi konsep forum diskusi, saya harus
menganalisa video yang tersedia di LMS dan menjawab setiap pertanyaan mengenai
video tersebut. Kemudian pada tahap unggah tugas di eksplorasi konsep modul
2.1, saya harus membuat sebuah diagram frayer dengan tujuan untuk mengukur
pemahaman saya mengenai pembelajaran berdiferensiasi.
Pada Ruang Kolaborasi tanggal 25 Okotober 2023 bersama fasilitator Bapak Machmud, S.Pd.,M.M, kami melaksanakan diskusi, melaksanakan kesepakatan kelas, menerima
penjelasan tentang modul 2.1, melakukan tanya jawab dan membuat kelompok untuk
melakukan presentasi di hari berikutnya. Pembagian kelompok dimaksudkan untuk
mendiskusikan, menganalisa dan memaparkan mengenai skenario pembelajaran yang
ada di LMS, kelompok saya mendapat tugas untuk menganalisis skenario
pembelajaran di SD apakah kebutuhan belajar murid sudah terpenuhi atau belum.
Tanggal 26 Oktotebr 2023, kami melaksanakan ruang kolaborasi yang kedua,
masing-masing kelompok mempresentasikan hasil diskusi dan analisa nya secara
bergiliran, lalu kelompok yang tidak sedang melakukan presentasi maka harus
memberikan tanggapan, saran ataupun pertanyaan. Saya merasa senang bisa berbagi
ilmu dan pengalaman dengan sesama rekan
CGP, saya banyak mendapat pemahaman baru mengenai materi yang sedang
dibahas. Setelah selesai melaksanakan ruang kolaborasi pada sesi presentasi,
lalu kami melakukan unggah tugas ruang kolaborasi di LMS, kelompok kami diberi nama kelpmpok 1 dengan anggota Saparuddin,
Nurul Hidayati dan Khlaik Maksum
Tugas kami masih berlanjut di kegiatan Demonstrasi
kontekstual, yaitu membuat Rencana Program Pembelajaran (RPP) berdiferensiasi
dan mengunggahnya ke dalam LMS. Tak hanya itu, tugas lainnya adalah memberikan
kritik, saran dan tanggapan terkait RPP berdiferensiasi yang dibuat oleh rekan
CGP lainnya.
Beberapa hari berikutnya, yakni Rabu 31 Oktober 2023 kami bergabung dalam ruang elaborasi pemahaman
bersama instruktur Ibu ITA SARIPATI pada
pukul 13.00 sd 14.30 wita didampingi oleh
fasilitator Bapak Machmud,S.Pd.,M.M., serta pengajar praktik H. Sukirno,
S.Pd.,M.Pd, dan rekan CGP lainnya. Kegiatan yang dilakukan adalah
menyimak pemaparan instruktur, tanya jawab, dan memperdalam materi pembelajaran
berdiferensiasi. Adapun tugas selanjutnya tentang koneksi antar materi yaitu
mengaitkan materi modul 2.1 Pembelajaran Berdiferensiasi dengan modul yang
sudah kami pelajari sebelumnya. Keterkaitan modul 2.1 pembelajaran
berdiferensiasi dengan modul 1.1 filosofi Ki Hajar Dewantara, modul 1.2 nilai
dan peran guru penggerak, modul 1.3 visi guru penggerak, dan modul 1.4 budaya
positif.
Kegiatan terakhir adalah melakukan aksi nyata mengenai
merencanakan pembelajaran berdiferensiasi, walaupun tidak diunggah di LMS namun
nantinya akan dipantau langsung oleh Pengajar Praktik pada saat Pendampingan
Individu dilaksanakan.
2.
FEELING (Perasaan)
Saya merasa bersyukur dan bahagia mendapat ilmu dan
pengalaman baru. Pada modul 2.1 saya mendapat ilmu mengenai pembelajaran
berdiferensiasi yang awalnya saya merasa belum begitu memahaminya sampai pada
saat setelah saya mempelajarinya dan menerima penjelasan dari fasilitator dan
instruktur sehingga saya dapat memahaminya. Harapan saya dapat
mengimplementasikan pembelajaran berdiferensiasi di kelas dan konsisten dalam
melaksanakannya. Saya memiliki semangat baru untuk menerapkan dan berbagi ilmu
dan pengalaman saya kepada rekan sejawat mengenai pembelajaran berdiferensiasi
di sekolah. Tentu saja bukan hal mudah dalam melakukan pembelajaran
berdiferensiasi, hal ini membutuhkan kolaborasi dan kreatifitas untuk merancang
pembelajaran. Segala sesuatu yang telah dipelajari kemudian dipraktikkan di
kelas secara berkelanjutan maka akan mudah untuk dilaksanakannya dan menjadi
terbiasa melakukannya.
3.
FINDING
(Pembelajaran)
Pembelajaran yang sangat berharga yang diperoleh dari
pembelajaran di modul 2.1 adalah tentang pembelajaran berdiferensiasi. Banyak
hal baru sebagai modal penting untuk menggali dan meningkatkan minat, bakat dan
potensi anak didik di kelas. Berikut beberapa hal mendasar dan penting dalam
penerapan pembelajaran berdiferensiasi:
Pembelajaran berdiferensiasi merupakan serangkaian
keputusan masuk akal yang dilakukan oleh guru yang berorientasi pada kebutuhan
belajar murid. Keputusan masuk akal ini berlandaskan pada tujuan pembelajaran
yang didefinisikan secara jelas.
Guru harus mampu merespon kebutuhan belajar murid dengan
menerapkan strategi pembelajaran berdiferensiasi, diantaranya: Diferensiasi konten, Diferensiasi proses, dan
Diferensiasi produk. Selain itu, guru juga harus mampu menciptakan lingkungan
belajar yang "mengundang" murid untuk belajar, manajemen kelas yang
efektif, dan penilaian yang berkelanjutan.Pada tahap awal, tugas guru adalah
melakukan pemetaan kebutuhan belajar murid. Terdapat 3 (tiga) aspek dalam
memetakan kebutuhan belajar murid, diantaranya: (1) kesiapan belajar, (2) minat
belajar, dan (3) profil belajar murid
4.
FUTURE (Penerapan)
Kamis, 26 Oktober 2023
2.1.a.8. Koneksi Antar Materi - Modul 2.1
PEMBELAJARAN UNTUK MEMENUHI KEBUTUHAN BELAJAR MURID
OLEH: SAPARUDDIN
CGP ANGKATAN 9
KABUPATEN PASER
PROPINSI KALTIM
Koneksi Antar Materi Modul 2.1 memuat kesimpulan tentang pembelajaran berdiferensiasi ,bagaimana penerapannya di kelas serta kaitannya dengan modul lainnya.Bagaimana pembelajaran berdiferensiasi dapat memenuhi kebutuhan belajar murid yang menjadikan siswa beragam dapat belajar dengan baik dan aman dalam satu kelas dengan berbagai kebutuhan dan pemenuhan kebutuhannya.
Pertanyaan Pemantik untuk sesi pembelajaran ini adalah:
- Apakah
saya mengubah pemikiran saya sebagai akibat dari apa telah saya pelajari?
Sejujurnya
saya katakan : Ya.
- Bagaimana
perubahan pemikiran tersebut berkontribusi terhadap pemahaman saya tentang
implementasi pembelajaran berdiferensiasi?
Perubahan
pemikiran tersebut berkontribusi terhadap pemahaman saya tentang implementasi
pembelajaran berdiferensiasi dengan menimbulkan ide baru untuk merubah
pembelajaran model lama yang bersifat menyamaratakan pengetahuan dan kebutuhan
belajar anak menjadi suatu pembelajaran yang bertujuan memenuhi kebutuhan
belajar murid sesuai dengan tingkat kesiapan,minat dan profil belajar murid di
kelas.
- Bagaimana
saya tetap dapat bersikap positif walaupun banyak tantangan dalam
penerapan pembelajaran berdiferensiasi ini?
Saya
akan berupaya serta
tetap optimis belajar dan berkontribusi demi perubahan
kearah yang lebih baik,perubahan yang dimulai dari diri sendiri dan lingkungan
terkecil semisalnya
lingkungan sekolah maupun kelas.
PEMBELAJARAN BERDIFERENSIASI
Pengertian Pembelajaran Berdiferensiasi
Pembelajaran berdiferensiasi adalah sebuah pembelajaran
didalamnya terdapat serangkaian kegiatan guru yang disusun secara sistematis
untuk pemenuhan kebutuhan belajar individu murid..Guru bertugas mengakomodir
kebutuhan muridnya yang beragam dengan berbagai pendekatan sehingga murid dapat
menemukan pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan mereka.
Pembelajaran berdiferensiasi adalah usaha guru untuk
menyesuaikan proses pembelajaran di kelas untuk memenuhi kebutuhan belajar
individu murid. Thomlinson (1999:14).
Pembelajaran berdiferensiasi adalah serangkaian keputusan
masuk akal (common sense) yang dibuat oleh guru yang berorientasi kepada
kebutuhan murid dan keputusan di buat berkaitan dengan tujuan
pembelajaran,bagaimana guru menanggapi/merespon kebutuhan murid,bagaimana
menciptakan lingkungan belajar
yang "mengundang" murid
untuk belajar dan bekerja keras.mencapai tujuan belajar,manajemen kelas yang
efektif,serta penilaian berkelanjutan.
Penerapan Pembelajaran Berdiferensiasi
1.
Tujuan
Pembelajaran
Guru harus paham capaian pembelajaran dan tujuan
pembelajaran agar dapat menetukan bagaiamana ia dapat membantu murid-murid
untuk mencapaianya.
2.
Mengetahui
dan merespon kebutuhan belajar murid
Guru melakukan pemetaan kebutuhan belajar murid di kelas
dengan menggunakan 3 aspek untuk dapat menerapkan pembelajaran yang
berdiferensiasi. Adapun 3 aspek tersebut adalah :
- Kesiapan
belajar murid (Readiness)
Tahap
ini adalah dimana murid memiliki kapasitas untuk mempelajari materi,konsep atau
keterampilan baru yang membawa murid keluar dari zona aman mereka.Guru
memfasilitasi murid dengan dukungan selama dalam pemberian tantangan dalam
belajar agar mereka tetap dapat menguasai materi dan keterampilan barunya. Ada
banyak cara untuk membedakan kesiapan belajar.Ada 6 contoh perspektif yang
dapat digunakan untuk menentukan kesiapan belajar murid. yang terdapat dalam
equalizer yang diperkenalkan oleh Tomlison (2001:47).
§ Bersifat mendasar-bersifat transformatif
§ Kongkret-Abstrak
§ Sederhana-Kompleks
§ Terstruktur-Terbuka (Open Ended)
§ Tergantung(Dependent)-Mandiri(Independent)
§ Lambat-Cepat.
Adapun
tujuan memperhatikan kebutuhan belajar murid berdasarkan tingkatan kesiapan
belajar ini adalah untuk memastikan bahwa semua siswa di berikan pengalaman
belajar yang menentang secara tepat (Santangelo & Tomlinson (2009) dalam
Josephetal (2013:29).
- Minat
belajar
Minat
merupakan suatu keadaan mental yang menghasilkan respon terarah kepada situasi
atau objek tertentu yang menyenangkan dan memberikan kepuasan diri.Tomlinson
(2001:53).Minat dapat dilihat dalam 2 perspektif :
§ Minat situasional merupakan keadaan psikologis yang
dicirikan oleh peningkatan perhatian,upaya,dan pengaruh yang dialami pada saat
tertentu.
§ Minat individu merupakan sebuah kecenderungan individu
untuk terlibat dalam jangka waktu lama dengan objek atau topik tertentu.
Beberapa
cara yang dapat dilakukan oleh guru untuk menarik minat murid diantaranya :
ü
menciptakan
suasana belajar yang menarik
ü
menciptakan
konteks pembelajaran yang dikaitkan dengan minat individu murid
ü
mengkomunikasikan
nilai manfaat dari apa yang di pelajari
ü
menciptakan
kesempatan-kesempatan belajar dimana murid dapat memecahkan persoalan (problem-based-learning)
3.
Profil
belajar murid
Bertujuan
memperhatikan kebutuhan belajar murid berdasarkan profil belajar adalah untuk
memberikan kesempatan pada murid untuk belajar secara alami dan efisien.Profil
belajar murid terkait dengan banyak faktor diantaranya :
§
preferensi
terhadap lingkungan belajar,misalnya terkait dengan suhu ruangan,tingkat
kebisingan,jumlah cahaya,apakah lingkungan belajarnya terstruktur/tidak
terstruktur,dsb.
§
pengaruh
budaya
§
preferensi
gaya belajar dimana murid memilih,memperoleh,memproses,dan mengingat informasi
baru.secara umum gaya belajar ada 3, yaitu:
1.
Visual
(gambar,flayer,diagram ,peta konsep,dll).
2.
Auditori
(penjelasan,audio,pendapat,diskusi)
3.
Kinestetik
( melalui gerakan-gerakan).
4.
preferensi
berdasarkan kecerdasan majemuk (multiple intelligences).visual-spasial,
musical, bodily-kinestetik, interpersonal, intrapersonal,
verbal-linguistik, naturalis, logic-matematika.
Guru
dapat mengidentifikasi kebutuhan murid dengan berbagai cara. Berikut ini adalah
beberapa contoh cara-cara yang dapat dilakukan guru untuk mengidentifikasi
kebutuhan belajar murid:
§
mengamati
perilaku murid-murid mereka;
§
mengidentifikasi
pengetahuan awal yang dimiliki oleh murid terkait dengan topik yang akan
dipelajari;
§
melakukan
penilaian untuk menentukan pengetahuan, keterampilan, dan sikap mereka saat
ini, dan kemudian mencatat kebutuhan yang diungkapkan oleh informasi yang
diperoleh dari proses penilaian tersebut;
§
mendiskusikan
kebutuhan murid dengan orang tua atau wali murid;
§
mengamati
murid ketika mereka sedang menyelesaikan suatu tugas atau aktivitas;
§
bertanya
atau mendiskusikan permasalahan dengan murid;
§
membaca
rapor murid dari kelas mereka sebelumnya untuk melihat komentar dari guru-guru
sebelumnya atau melihat pencapaian murid sebelumnya;
§
berbicara
dengan guru murid sebelumnya;
§
membandingkan
tujuan pembelajaran yang ingin dicapai dengan tingkat pengetahuan atau
keterampilan yang ditunjukkan oleh murid saat ini;
§
menggunakan
berbagai penilaian penilaian diagnostik untuk memastikan bahwa murid telah
berada dalam level yang sesuai;
§
melakukan
survey untuk mengetahui kebutuhan belajar murid;
§
mereview
dan melakukan refleksi terhadap praktik pengajaran mereka sendiri untuk
mengetahui efektivitas pembelajaran mereka; dll.
3.
Lingkungan
yang" mengundang" untuk belajar
- Suasana
ruangan yang berbeda dapat memberikan perhatian penuh kepada semua
murid.Peran guru disini adalah membuat murid nyaman dan leluasa
mengungkapkan ide mereka.
- Beri
perhatian yang sama ke semua murid agar semua murid yang memiliki karakter
berbeda merasa dipahami dengan sama rata.
- Perbanyak
interaksi
- Pahami
latar belakang murid
- Support
pada murid
- Menggunakan
teknologi
- Gunakan
media pembelajaran dan praktek.
- Manajemen kelas efektif
Guru
mempersiapkan rencana pelaksanaan pembelajaran yang baik sebelum mengajar ,guru
juga harus menguasai materi yang akan disampaikan kepada murid, selain itu guru
menampilkan performa mengajar terbaik agar penyampaian materi dapat dimengerti
oleh siswa.Menggunakan metode yang sesuai dengan kondisi siswa dengan cara
pemilihan metode yang cocok dan sesuai berdasarkan hasil evaluasi dan observasi
sebelumnya.Guru dapat mengontrol disiplin siswa agar dapat mengelola kelas
dengan baik, melalui kesepakatan kelas menjadikan siswa lebih disiplin ketika
akan mengajar di kelas.
- Penilaian berkelanjutan
Dalam
praktek pembelajaran berdiferensiasi ,proses penilaian memegang peranannyang
sangat penting. Tomlinson & Moon (2013:18) mengatakan bahwa
penilaian adalah proses mengumpulkan,mensistensi,dan menafsirkan informasi di
kelas untuk tujuan membantu penggambilan keputusan guru.
Penilaian
dapat dipandang dalam 3 perspektif :
1.
Assessment
for learning (penilaian yang di lakukan selama berlangsungnya proses
pembelajaran dan biasanya digunakan sebagai dasar untuk melakukan perbaikan
proses belajar mengajar.Berfungsi sebagai penilaian formatif.
2.
Assessment
of learning (penilaian yang dilaksanakan setelah proses pembelajaran
selesai.Berfungsi sebagai penilaian sumatif.
3.
Assessment
as learning (penilaian sebagai proses belajar dan melibatkan murid-murid secara
aktif dalam kegiatan penilaian tersebut.Penilaian ini juga dapat berfungsi
sebagai penilaian formatif.
Asesmen
formatif memungkinkan guru untuk mengenal murid mereka dengan baik,oleh karena
itu guru dapat membuat keputusan terbaik demi menantang murid dengan tepat dan
melibatkan murid dalam pembelajaran.
Keterkaitan Antara Materi Dalam Modul 2.1 Dengan Modul
Lainnya
- Pembelajaran berdiferensiasi kaitannya dengan filosofi pendidikan KI
Hajar Dewantara
Dalam
materi filosofi KHD menegaskan bahwa pendidikan harus berpihak pada murid. KHD
melarang adanya paksaan kepada murid karena akan mematikan jiwa merdeka serta
kreatifitasnya.KHD menjelaskan bahwa tujuan pendidikan yaitu : menuntun segala
kodrat yang ada pada anak-anak,agar mereka dapat mencapai keselamatan dan
kebahagiaan yang setinggi-tingginya baik sebagai manusia maupun sebagai anggota
masyarakat.Oleh sebab itu,pendidikan itu hanya dapat menuntun tumbuh atau
hidupnya kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak,agar dapat memperbaiki lakunya
(bukan dasarnya) hidup dan tumbuhnya kekuatan kodrat anak.Hal ini selaras
dengan pembelajaran berdiferensiasi, dimana pembelajaran berorientasi kepada
kebutuhan murid .
- Pembelajaran berdiferensiasi kaitannya dengan Nilai-Nilai Dan Peran
Guru Penggerak
Nilai dan peran guru yang diharapkan dalam pembelajaran
berdiferensiasi adalah Nilai reflektif yang dapat menumbuhkan dan senantiasa
memaknai pengalaman belajar yang diberikan baik bagi murid maupun orang
disekelilingnya yang memiliki variasi pengalaman belajar yang berbeda-beda
secara positif,apresiatif,dan produktif. Guru memiliki nilai reflektif terhadap
proses pembelajaran yang sudah dilaluinya bersama murid; harus inovatif membuat
media pembelajarn yang sesuai dengan kebutuhan murid; dan harus mampu
berkolaborasi dengan murid, sesama guru, dan orang tua murid untuk mendapatkan
informasi tentang karakter belajar murid.
- Pembelajaran berdiferensiasi kaitannya dengan visi guru penggerak
Guru Penggerak memiliki Visi untuk melakukan perubahan
positif pada pembelajaran yang berpihak pada murid. melalui strategi pendekatan
Inquiry Apresiatif, guru akan menemukan kekuatan yang dimilikinya untuk
mewujudkan VISI tentang murid impiannya sehingga dengan pembelajaran
berdiferensiasi murid dapat terpenuhi kebutuhan belajarnya.
- Pembelajaran berdiferensiasi kaitannya dengan budaya positif
Salah satu tanggung jawab seorang guru adalah bagaimana
menciptakan suatu lingkungan positif yang terdiri dari warga sekolah yang saling mendukung,saling belajar,saling bekerja
sama sehingga tercipta kebiasaan-kebiasaan baik akan tumbuh menjadi
karakter-karakter baik warga sekolah,dan pada akhirnya karakter-karakter dari
kebiasan-kebiasaan baik akan membentuk sebuah budaya positif.Lingkungan yang
positif terwujud karena adanya budaya positif yang lahir dari disiplin internal
dalam komunitas belajar.
Jumat, 13 Oktober 2023
Rabu, 18 Agustus 2021
DISDIKBUD PASER SELENGGARAKAN DIKLAT
Tana Paser-Media pembelajaran merupakan komponen yang ikut andil dalam terlaksananya
proses pembelajaran dalam tingkat satuan pendidikan. Begitu pentingnya media
pembelajaran terlihat dari interaksi pembelajaran yang terjadi. Semakin baik dan
menarik media yang digunakan dalam proses belajar semakin mudah mencapai tujuan
pembelajaran. Media pembelajaran tidak hanya digunakan pada jenjang
pendidikan dasar, pertama menengah dan perguruan tinggi. Akan tetapi juga
dapat digunakan pada jenjang pendidikan anak usia dini hal ini disampaikan
Murhariyanto Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Paser pada kegiatan sambuatan pembukaan pendidikan dan
pelatihan peningkatan mutu pendidik dengan materi pembuatan video pembelajaran
selama 3 hari melalui virtual zoom meeting (18/8).
Dengan adanya perkembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi, menuntut guru-guru untuk dapat menghadirkan
media pembelajaran yang representatif, melalui program ini, guru akan
diperkenalkan tentang pembuatan video pembelajaran dengan menggunakan aplikasi Kinemaster. Disamping itu, guru juga akan
dilatih dalam merancang dan membuat media pembelajaran video sesuai dengan
perencanaan pembelajaran yang telah dibuat oleh guru, kata Erni Susanti Kabid Pembinaan
Ketenagaan Disdikbud Paser
Pada kesempatan Ketua
Komunitas Guru Kreatif Kabupaten Paser Saparuddin mengatakan pada media ini bahwa
pendidikan dan pelatihan untuk peningkatan kompetensi guru dalam pembuatan pembuatan
video pembelajaran, menggunakan
aplikasi kinemaster sehingga diharapkan guru mampu mengaplikasikan hasil
pelatihan ini selama 3 hari dengan jumlah jam pelajaran sebanyak 30, yang
tentunya para peserta akan mendapat sertifikat apabila mencapai 30 Jam
Pelajaran atau selama mengikuti kegiatan diklat selama 3 hari berturut-turut.
Untuk peningkatan
kompetensi para guru dalam hal pembuatan video pembelajaran Dinas Pendidikan
dan Kebudayaan Paser juga mempersiapkan fasilitas studi pendididikan yang
nantinya akan dipergunakan para guru guru kreatif serta guru-guru yang ada di Kabupaten
Paser terkhusus lagi guru-guru SD dan SMP, tambah Sapar *)
*) Ketua Komunitas Guru
Kreatif Paser
Rabu, 23 Juni 2021
Selasa, 18 Mei 2021
LOGO 60 TAHUN GERAKAN PRAMUKA DALAM 3 VARIAN
Kwartir Nasional
Gerakan Pramuka (Kwarnas) telah mengeluarkan Surat Keputusan Nomor 27 Tahun
2021 tentang Logo 60 (Enam Puluh) Tahun Gerakan Pramuka. Tahun 2021, Gerakan
Pramuka genap berusia 60 Tahun terhitung sejak dikeluarkannya Keputusan
Presiden Nomor 238 Tahun 1961 tentang Gerakan Pramuka. Dalam rangka mendukung
penyelenggaraan Peringatan 60 (enam puluh) Tahun Gerakan Pramuka, Kwarnas
memandang perlu menetapkan logo 60 (enam puluh) Tahun Gerakan Pramuka yang
dituangkan dalam surat keputusan.
Dalam Surat
Keputusan tertanggal 23 Februari 2021 tersebut Kwarnas juga menginstruksikan
kepada seluruh jajaran Kwartir, satuan karya, satuan komunitas, dan gugus depan
untuk menggunakan Logo 60 (enam puluh) Tahun Gerakan Pramuka di setiap kegiatan
yang dilaksanakan tahun 2021. Berikut adalah logo 60 tahun Gerakan Pramuka yang
ditetapkan oleh Kwarnas. Logo 60 Tahun Gerakan Pramuka (SK Kwarnas 027 Tahun 2021)
Adapun makna logo
tersebut secara rinci disampaikan oleh Kwarnas yaitu,
·
Warna Menah berarti berani dan
kesatria, sedangkan putih berarti rela dan tulus dalam berbakti. Angka 60
melambangkan tahun keenampuluh hadirnya Gerakan Pramuka, dengan angka “6” yang
tangkainya bekombinasi daun nyiur yang meenunjukkan kecintaan Pramuka pada
tanah air.
· Lambang WOSM di tengah angka “0” menunjukkan Gerakan Pramuka sebagai satu-satunya organisasi kepanduan di lndonesia dan satu-satunya yang diakui oleh organisasi kepanduan dunia. Selain itu, dalam logo 60 tahun Gerakan Pramuka yang ditetapkan oleh Kwarnas tersebut juga terdapat slogan “Berbakti Tanpa Henti,” yang tentunya bermakna bahwa seluruh anggota Gerakan Pramuka selalu siap sedia untuk berbakti sampai kapanpun.