Ikhlas Bakti, Bina Bangsa, Pramuka Paser Terus Maju
OLO MANIN ASO BUEN SIOLONDO-HARI BESOK LEBIH BAIK DARI HARI INI

Rabu, 15 Agustus 2012

RENUNGAN DAN ULANG JANJI PRAMUKA KWARTIR CABANG GERAKAN PRUMUKA KABUPATEN PASER


Tana Paser– Dalam rangka Memperingati Hari Ulang Tahun Gerakan Pramuka yang ke – 51 anggota Pramuka Kwartir Cabang Gerakan Pramuka Kabupaten Paser menggelar Renungan dan Ulang Janji. Kegiatan ini dihadiri Pengurus Kwartir Cabang, Andalan Cabang, juga tampak hadir Pengurus Kwartir Ranting Tanah Grogot, Kwartir Ranting Kuaro ,Kwartir Ranting Long Ikis, Dewan Kerja Cabang Paser, Dewan Kerja Ranting Tanah Grogot serta perwakilan SMA / SMK/ MA Tanah Grogot adapun pelaksanaannya dilaksanakan  di Halaman Kwartir Cabang Kabupaten Paser Selasa Malam ( 14/8 ) Upacara Renungan dan Ulang Janji di Pimpin langsung Ketua Kwartir Cabang Kabupaten Paser HM.Sidik Said, SH
Foto : Peserta Upacara Ulang Janji dan Renungan
Kwartir Cabang HM. Sidik Said,SH yang keseharian juga menjabat Camat Muara Komam mengatakan kegiatan ulang janji merupakan adat Gerakan Pramuka yang dilaksanakan serempak di seluruh Indonesia pada malam 14 Agustus yang merupakan hari kelahiran Pramuka itu sendiri. Kegiatan ulang janji ini merupakan kegiatan untuk mengintrospeksi sejauh mana perjuangan gerakan Pramuka terhadap Bangsa dan Negara kita Indonesia.
“ Ulang janji ini merupakan kegiatan rutin yang sudah menjadi kebiasaan serta adat yang diisi dengan renungan mengenai perjuangan gerakan Pramuka “ terangnya.
Sementara pelaksanaan upacara HUT Pramuka ke – 51, HM.Sidik Said,SH menjelaskan bakal digelar pada bulan September 2012 mendatang. Hal ini dikarenakan pada tahun 2012 ini HUT bertepatan dengan pelaksanaan ibadah puasa dan libur sekolah sehingga pihaknya memandang perlu untuk menundanya.
Sekedar diketahui, kegiatan ulang janji merupakan kegiatan ceremonial. Dimulai dengan pembukaan kemudian dilanjutkan dengan penyalaan Api Dasa Dharma, Penghormatan Bendera Merah Putih, Pembacaan Renungan, Ulang janji dan diakhiri dengan lagu Padamu Negeri (spn)

Selasa, 14 Agustus 2012

UNTUK MENGINGAT KEMBALI SEJARAH KEPRAMUKAAN DI INDONESIA

Sejarah
Gerakan Pramuka atau Kepanduan di Indonesia telah dimulai sejak tahun 1923 yang ditandai dengan didirikannya (Belanda) Nationale Padvinderij Organisatie (NPO) di Bandung.[1] Sedangkan di tahun yang sama, di Jakarta didirikan (Belanda) Jong Indonesische Padvinderij Organisatie (JIPO).[1] Kedua organisasi cikal bakal kepanduan di Indonesia ini meleburkan diri menjadi satu, bernama (Belanda) Indonesische Nationale Padvinderij Organisatie (INPO) di Bandung pada tahun 1926.[1]
Pada tanggal 26 Oktober 2010, Dewan Perwakilan Rakyat mengabsahkan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2010 tentang Gerakan Pramuka. Berdasarkan UU ini, maka Pramuka bukan lagi satu-satunya organisasi yang boleh menyelenggarakan pendidikan kepramukaan. Organisasi profesi juga diperbolehkan untuk menyelenggarakan kegiatan kepramukaan
Tujuan Kepramukaan
Gerakan Pramuka sebagai penyelenggara pendidikan kepanduan Indonesia yang merupakan bagian pendidikan nasional, bertujuan untuk membina kaum muda dalam mencapai sepenuhnya potensi-potensi spiritual, social, intelektual dan fisiknya, agara mereka bias:

  • Membentuk, kepribadian dan akhlak mulia kaum muda
  • Menanamkan semangat kebangsaan, cinta tanah air dan bela negara bagi kaum muda
  • Meningkatkan keterampilan kaum muda sehingga siap menjadi anggota masyarakat yang bermanfaat, patriot dan pejuang yang tangguh, serta menjadi calon pemimpin bangsa yang handal pada masa depan.
Prinsip dasar Kepramukaan
Gerakan Pramuka berlandaskan prinsip-prinsip dasar sebagai berikut:
  • Iman dan taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
  • Peduli terhadap bangsa dan tanah air, sesama hidup dan alam
  • Peduli terhadap dirinya pribadi
  • Taat kepada Kode Kehormatan Pramuka
Metode Kepramukaan
Metode Kepramukaan merupakan cara belajar interaktif progresif melalui:
  • Pengamalan Kode Kehormatan Pramuka
  • Belajar sambil melakukan kegiatan yang menyenangkan atau menghibur
  • Sistem berkelompok
  • Kegiatan yang menantang dan meningkat serta mengandung pendidikan yang sesuai dengan perkembangan rohani dan jasmani peserta didik
  • Kegiatan di alam terbuka
  • Sistem tanda kecakapan
  • Sistem satuan terpisah untuk putera dan puteri
  • Kiasan Dasar
Sifat Kepramukaan
Lambang Gerakan Pramuka (menurut Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga) adalah Tunas Kelapa, dikenakan pada kerah kiri baju pramuka dan Lambang WAGGGS yang dikenakan pada kerah kanan baju pramuka puteri. Sedangkan untuk putera, Lambang Gerakan Pramuka dikenakan pada kantung sebelah kiri, sedangkan Lambang WOSM pada kantung sebelah kanan kemeja. Emblem lokasi wilayah Gerakan Pramuka (berdasarkan provinsi) dikenakan pada lengan sebelah kanan baju Pramuka.
Berdasarkan resolusi Konferensi Kepanduan Sedunia tahun 1924 di Kopenhagen, Denmark, maka kepanduan mempunyai tiga sifat atau ciri khas, yaitu :
  • Nasional, yang berarti suatu organisasi yang menyelenggarakan kepanduan di suatu negara haruslah menyesuaikan pendidikannya itu dengan keadaan, kebutuhan dan kepentingan masyarakat, bangsa dan negara.
  • Internasional, yang berarti bahwa organisasi kepanduan di negara manapun di dunia ini harus membina dan mengembangkan rasa persaudaraan dan persahabatan antara sesama Pandu dan sesama manusia, tanpa membedakan kepercayaan/agama, golongan, tingkat, suku dan bangsa.
  • Universal, yang berarti bahwa kepanduan dapat dipergunakan di mana saja untuk mendidik anak-anak dari bangsa apa saja


Baden Powell-Bapak Pandu Sedunia"
Baden-Powell dilahirkan di Paddington, London pada 1857. Dia adalah anak ke-6 dari 8 anak profesor Savilian yang mengajar geometri di Oxford. Ayahnya, pendeta Harry Baden-Powell, meninggal ketika dia berusia 3 tahun, dan ia dibesarkan oleh ibunya, Henrietta Grace Smith, seorang wanita yang berketetapan bahwa anak-anaknya harus berhasil. Baden-Powell berkata tentang ibunya pada 1933, "Rahasia keberhasilan saya adalah ibu saya." Selepas menghadiri Rose Hill School, Tunbridge Wells, Baden-Powell dianugerahi beasiswa untuk sekolah umum Charterhouse. Perkenalannya kepada kemahiran pramuka adalah memburu dan memasak hewan - dan menghindari guru - di hutan yang berdekatan, yang juga merupakan kawasan terlarang.


Dia juga bermain piano dan biola, mampu melukis dengan baik dengan menggunakan kedua belah tangan dengan tangkas, dan gemar bermain drama. Masa liburan dihabiskan dengan ekspedisi belayar atau berkanu dengan saudara-saudaranya.

Pada tahun 1876, Baden-Powell bergabung dengan 13th Hussars di India. Pada tahun 1895 dia bertugas dengan dinas khusus di Afrika dan pulang ke India pada tahun 1897 untuk memimpin 5th Dragoon Guards.

Baden-Powell saling berlatih dan mengasah kemahiran kepanduannya dengan suku Zulu pada awal 1880-an di jajahan Natal Afrika Selatan di mana resimennya ditempatkan dan ia diberi penghargaan karena keberaniannya. Ada 3 penghargaan yang diberi angkatan perang Zulu yaitu:

impressa : serigala yang tak pernah tidur, karena dia sering berjaga-jaga saat malam.
kantankye : orang pemakai topi lebar, karena dia selalu memakai topi lebar.
m'hlalapanzi: orang bertiarap yang siap menembak.

Kemahirannya mengagumkan dan dia kemudian dipindahkan ke dinas rahasia Inggris. Dia sering bertugas dengan menyamar sebagai pengumpul kupu-kupu, memasukkan rancangan instalasi militer ke dalam lukisan-lukisan sayap kupu-kupunya.

Baden-Powell kemudian ditempatkan di dinas rahasia selama 3 tahun di daerah Mediterania yang berbasis di Malta. Dia kemudian memimpin gerakan ketentaraannya yang berhasil di Ashanti, Afrika, dan pada usia 40 dipromosikan untuk memimpin 5th Dragoon Guards pada tahun 1897. Beberapa tahun kemudian, dia menulis buku panduan ringkas bertajuk "Aids to Scouting", ringkasan ceramah yang dia berikan mengenai peninjau ketentaraan, untuk membantu melatih perekrutan tentara baru. Menggunakan buku ini dan kaidah lain, ia melatih mereka untuk berpikir sendiri, menggunakan daya usaha sendiri, dan untuk bertahan hidup dalam hutan.

Baden-Powell kembali ke Afrika Selatan sebelum Perang Boer dan terlibat dalam beberapa tindakan melawan Zulu. Dinaikkan pangkatnya pada masa Perang Boer menjadi kolonel termuda dalam dinas ketentaraan Britania, dia bertanggung jawab untuk organisasi pasukan perintis yang membantu tentara biasa. Ketika merencanakan hal ini, dia terperangkap dalam pengepungan Mafeking, dan dikelilingi oleh tentara Boer yang melebihi 8.000 orang. Walaupun berjumlah lebih kecil, garnisun itu berhasil bertahan dalam pengepungan selama 217 hari. Sebagian besar keberhasilan itu dikatakan sebagai hasil beberapa muslihat yang dilaksanakan atas perintah Baden-Powell sebagai komandan garnisun. Ranjau-ranjau palsu ditanam, dan tentaranya diperintah untuk menghindari pagar kawat olok-olok (tidak ada) saat bergerak antara parit kubu.

Baden-Powell melaksanakan kebanyakan kerja peninjauan secara pribadi dan membina pasukan kanak-kanak asli untuk berjaga dan membawa pesan-pesan, kadang menembus pertahanan lawan. Banyak dari anak-anak ini kehilangan nyawanya dalam melaksanakan tugas. Baden-Powell amat kagum dengan keberanian mereka dan kesungguhan mereka yang ditunjukkan ketika melaksanakan tugas. Pengepungan itu dibubarkan oleh Pembebasan Mafeking pada 16 Mei 1900. Naik pangkat sebagai Mayor Jendral, Baden-Powell menjadi pahlawan nasional.

Setelah mengurusi pasukan polisi Afrika Selatan Baden-Powell kembali ke Inggris untuk bertugas sebagai Inspektur Jendral pasukan berkuda pada tahun 1903.

Setelah kembali, Baden-Powell mendapati buku panduan ketentaraannya "Aids to Scouting" telah menjadi buku terlaris, dan telah digunakan oleh para guru dan organisasi pemuda.

Kembali dari pertemuan dengan pendiri Boys' Brigade, Sir William Alexander Smith, Baden-Powell memutuskan untuk menulis kembali Aids to Scouting agar sesuai dengan pembaca remaja, dan pada tahun 1907 membuat satu perkemahan di Brownsea Island bersama dengan 22 anak lelaki yang berlatar belakang berbeda, untuk menguji sebagian dari idenya. Buku "Scouting for Boys" kemudian diterbitkan pada tahun 1908 dalam 6 jilid.

Kanak-kanak remaja membentuk "Scout Troops" secara spontan dan gerakan Pramuka berdiri tanpa sengaja, pada mulanya pada tingkat nasional, dan kemudian pada tingkat internasional. Gerakan pramuka berkembang seiring dengan Boys' Brigade. Suatu pertemuan untuk semua pramuka diadakan di Crystal Palace di London pada 1908, di mana Baden-Powell menemukan gerakan Pandu Puteri yang pertama. Pandu Puteri kemudian didirikan pada tahun 1910 di bawah pengawasan saudara perempuan Baden-Powell, Agnes Baden-Powell.

Walaupun dia sebenarnya dapat menjadi Panglima Tertinggi, Baden Powell memuutuskan untuk berhenti dari tentara pada tahun 1910 dengan pangkat Letnan Jendral menuruti nasihat Raja Edward VII, yang mengusulkan bahawa ia lebih baik melayani negaranya dengan memajukan gerakan Pramuka.

Pada Januari 1912 Baden-Powell bertemu calon isterinya Olave Soames di atas kapal penumpang (Arcadia) dalam perjalanan ke New York untuk memulai Lawatan Pramuka Dunia. Olave berusia 23, Baden-Powell 55, dan mereka berkongsi tanggal lahir. Mereka bertunangan pada September tahun yang sama dan menjadi sensasi pers, mungkin karena ketenaran Baden-Powell, karena perbedaan usia seperti itu lazim pada saat itu. Untuk menghindari gangguan pihak pers, mereka melangsungkan pernikahan secara rahasia pada 30 Oktober 1912. Dikatakan bahwa Baden-Powell hanya memiliki satu petualangan lain dengan wanita (pertunganannya yang gagal dengan Juliette Magill Kinzie Gordon).

Pramuka Inggris menyumbang satu penny masing-masing dan mereka membelikan Baden-Powel hadiah pernikahan, yaitu sebuah mobil Rolls Royce.

Ketika pecah Perang Dunia I pada tahun 1914, Baden-Powell menawarkan dirinya kepada Jabatan Perang. Tiada tanggung jawab diberikan kepada beliau, sebab, seperti yang dikatakan oleh Lord Kitchener: "dia bisa mendapatkan beberapa divisi umum dengan mudah tetapi dia tidak dapat mencari orang yang mampu meneruskan usaha baik Boy Scouts." Kabar angin menyatakan Baden-Powell terkait dalam kegiatan spionase dan dinas rahasia berusaha untuk menggalakkan mitos tersebut.

Baden-Powell dianugerahi gelar Baronet pada tahun 1922, dan bergelar Baron Baden-Powell, dari Gilwell dalam County Essex, pada tahun 1929. Taman Gilwell adalah tempat latihan Pemimpin Pramuka Internasional. Baden-Powell dianugerahi Order of Merit dalam sistem penghormatan Inggris pada tahun 1937, dan dianugerahi 28 gelar lain dari negara-negara asing.

Dalam sajak singkat yang ia tulis, ia menjelaskan bagaimana mengucapkan namanya:

Man, Nation, Maiden
Please call it Baden.
Further, for Powell
Rhyme it with Noël.

Dibawah usaha gigihnya pergerakan Pramuka dunia berkembang. Pada tahun 1922 terdapat lebih dari sejuta pramuka di 32 negara; pada tahun 1939 jumlah pramuka melebihi 3,3 juta orang.

Keluarga Baden-Powell memiliki tiga anak – satu anak laki-laki dan dua perempuan (yang mendapat gelar-gelar kehormatan pada 1929; anak laki-lakinya kemudian menggantikan ayahnya pada 1941:

* Peter, kemudian 2nd Baron Baden-Powell (1913-1962)
* Hon. Heather Baden-Powell (1915-1986)
* Hon. Betty Baden-Powell (1917-2004) yang pada 1936 menikah dengan Gervase Charles Robert Clay (lahir 1912 dan memiliki 3 anak laki-laki dan 1 perempuan)

Tidak lama selepas menikah, Baden-Powell berhadapan dengan masalah kesehatan, dan mengalami beberapa serangan penyakit. Ia menderita sakit kepala terus menerus, yang dianggap dokternya berasal dari gangguan psikosomatis dan dirawat dengan analisa mimpi. Sakit kepala ini berhenti setelah ia tidak lagi tidur dengan Olave dan pindah ke kamar tidur baru di balkon rumahnya. Pada tahun 1934 prostatenya dibuang, dan pada tahun 1939 dia pindah ke sebuah rumah yang dibangunnya di Kenya, negara yang pernah dilawatinya untuk berehat. Dia meninggal dan dimakamkan di Kenya, di Nyeri, dekat Gunung Kenya, pada 8 Januari 1941.

Pada 1938 Royal Academy of Sweden menganugerahkan Lord Baden-Powell dan semua gerakan Pramuka hadiah Nobel Perdamaian untuk tahun 1939. Tapi pada 1939 Royal Academy memutuskan untuk tidak menganugerahkan hadiah untuk tahun itu, karena pecahnya Perang Dunia II.

Pergerakan Pramuka dan Pandu Puteri merayakan 22 Februari sebagai hari B-P, tanggal lahir bersama Robert dan Olave Baden-Powell, untuk memperingati dan meraikan jasa Ketua Pramuka dan Ketua Pandu Puteri Dunia.

Referensi :

- http://id.wikipedia.org/wiki/Robert_Baden-Powell

Sabtu, 11 Agustus 2012

SAMBUTAN KETUA KWARTIR NASIONAL GERAKAN PRAMUKA PADA PERINGATAN HARI PRAMUKA KE 51 TAHUN 2012




Yang terhormat,
Kakak-kakak Ketua Mabida dan Mabicab Gerakan Pramuka,
Kakak-kakak Pimpinan Kwarda, Kwarcab dan Kwarran Gerakan
Pramuka,
Kakak-kakak Pelatih dan Instruktur Gerakan Pramuka,
Kakak-kakak Pembina Gugusdepan,
Adik-adik Pramuka yang saya banggakan,
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh,
Salam sejahtera bagi kita semua,
Salam Pramuka,
Marilah kita bersama-sama memanjatkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, karena berkat rahmat dan hidayah-Nya kita dapat berkumpul bersama pada hari ini dalam keadaan sehat walafiat untuk memperingati Hari Pramuka ke 51 pada tanggal 14 Agustus 2012, serta sekaligus memperingati 100 tahun masuknya gerakan kepanduan ke Indonesia pada tahun 1912. Selaku Pimpinan Kwartir Nasional Gerakan Pramuka, perkenankanlah saya pada kesempatan yang berbahagia ini menyampaikan ucapan Selamat Hari Pramuka ke 51 kepada segenap keluarga besar Gerakan Pramuka di manapun berada.
Semoga peringatan Hari Pramuka kali ini dapat mendorong perkembangan dan kemandirian Gerakan Pramuka untuk mempercepat keberhasilan dalam upaya pembentukan karakter kaum muda yang lebih baik, serta sebagai calon pemimpin bangsa yang lebih handal pada masa depan.
Kakak-kakak dan adik-adik sekalian yang berbahagia,
Gerakan Pramuka tetap relevan dengan perkembangan zaman. Walaupun era globalisasi penuh dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, akan tetapi manusia tetap merupakan faktor penentu yang paling utama. Untuk itulah, kita ingin membangun manusia yang memiliki karakter, serta membangun bangsa yang memiliki watak yang kuat.
Bukan hanya membangun manusia atau pemuda cerdas yang menguasai ilmu pengetahuan, akan tetapi juga pemuda yang tangguh kepribadiannya, luhur budi pekertinya, hidup dalam kerukunan, kompak serta selalu bersatu. Karena pemuda demikianlah, yang akan sanggup menghadapi tantangan globalisasi, sanggup menghadapi berbagai persoalan di negeri ini, serta sanggup untuk menatap masa depan dengan lebih baik.
Revitalisasi Gerakan Pramuka, yang merupakan salah satu pilar pendidikan bagi generasi muda di Indonesia, telah berjalan selama enam tahun. Revitalisasi yang tujuan pokoknya adalah untuk mengaktifkan kembali Gugusdepan sebagai ujung tombak Gerakan Pramuka, untuk memantapkan eksistensi Gerakan Pramuka serta untuk meningkatkan fungsi Gerakan Pramuka, dalam enam tahun ini telah memperlihatkan hasil yang cukup menggembirakan.
Kakak-kakak dan adik-adik sekalian yang berbahagia,
Secara umum ada tiga sasaran pokok Revitalisasi Gerakan Pramuka yang telah dicanangkan oleh Bapak Presiden RI pada tahun 2006.
Pertama, memperkuat dasar hukum Gerakan Pramuka sebagai organisasi pendidikan non formal di tanah air. Alhamdullilah penguatan dasar hukum ini telah berhasil dicapai yakni dengan telah terbitnya Undang-Undang Nomor 12 tahun 2010 tentang Gerakan Pramuka. Dengan telah terbitnya Undang-Undang tersebut maka pelaksanaan pendidikan kepramukaan pada saat ini tidak lagi hanya sekedar mengisi masa senggang kaum muda dengan pelbagai kegiatan yang positif, akan tetapi telah meningkat menjadi kewajiban undang-undang.
Kedua, pembaharuan sistem pendidikan kepramukaan. Sebagaimana telah bebera kali dikemukakan, pembaharuan ini juga telah selesai dilaksanakan. Pada saat ini pendidikan kepramukaan telah memiliki kurikulum baru, konsep akreditasi Gugusdepan serta sertifikasi dan lisensi para pembina juga telah berhasil disusun. Selanjutnya yang masih dalam tahap persiapkan adalah pelaksanaan ujicoba pelbagai konsep tersebut khususnya akreditasi, sertifikasi dan lisensi yang nantinya apabila berhasil akan diberlakukan secara nasional.
Ketiga, kemandirian organisasi. Berbeda dengan sasaran pertama dan kedua, sasaran ketiga ini masih memerlukan kerja keras. Pembiayaan yang dibutuhkan untuk menopang kegiatan Pramuka memang sangat besar. Sumber pembiayaan yang utama seyogyanya dari iuran anggota. Tetapi karena kebanyakan anggota Pramuka berasal dari keluarga yang kurang mampu, kita tidak mungkin menarik iuran tersebut. Dalam pelaksanaan sehari-hari justru para anggota tersebut yang memerlukan bantuan.
Selanjutnya adalah tidak mungkin untuk selama-lamanya bergantung pada bantuan pemerintah. Untuk menjaga otonomi dan independensi organisasi, Gerakan Pramuka harus memiliki sumber dana sendiri. Untuk itu, sebagaimana yang telah diamanatkan oleh UU No 12 tahun 2010, serta sesuai pula dengan tema Hari Pramuka ke 51 tahun ini yakni “Tingkatkan Kemandirian Gerakan Pramuka untuk Keberhasilan Pembentukan Karakter Kaum Muda”, saya menghimbau kiranya seluruh kwartir dapat mulai memikirkan dan berupaya untuk membentuk unit usaha yang dimaksud.
Sebagai langkah awal, setiap kwartir perlu melakukan pendataan asset yang dimiliki, untuk kemudian bagi aset yang dinilai pemanfaatannya kurang optimal, dapat dikembangkan menjadi kegiatan usaha. Tentu saja pengembangan dan pengelolaan asset dalam bentuk badan usaha tersebut dapat dilakukan bekerjasama dengan fihak ketiga, sepanjang menguntungkan dan bermanfaat bagi Gerakan Pramuka.
Sesungguhnyalah, telah merupakan tekad bagi Gerakan Pramuka, untuk tidak dan jangan tergantung hanya pada bantuan pemerintah saja, meskipun bantuan tersebut sebenarnya dijamin oleh undang-undang
Kakak-kakak dan adik-adik sekalian yang berbahagia,
Dalam kurun waktu enam tahun terakhir, kita semua melihat, bahwa revitalisasi Gerakan Pramuka telah berhasil merubah cara pandang masyarakat terhadap Gerakan Pramuka. Selaku penyelenggara pendidikan kepramukaan, Gerakan Pramuka memang mempunyai peranan besar dalam pembentukan kepribadian generasi muda, yang pada saat ini telah menjadi dambaan utama masyarakat Indonesia. .
Karena sesungguhnyalah harus diakui bahwa pada saat ini banyak peristiwa yang terjadi di sekeliling kita yang berpotensi dapat memerosotkan akhlak kaum muda. Dengan perasaaan khawatir dan cemas, kita mengikuti di media massa pelbagai berita tentang kejahatan, korupsi, kekerasan, tawuran dan kriminilitas serta berbagai peristiwa lainnya yang dapat mengancam tidak hanya kaum muda tetapi juga masa depan berbangsa dan bernegara.
Untuk mengatasinya adalah tepat jika kita semua dapat lebih memantapkan penghayatan dan pengamalan nilai-nilai yang tercantum dalam Tri Satya dan Dasa Darma Pramuka, yaitu nilai-nilai luhur yang menjunjung tinggi keimanan, kejujuran, cinta tanah air, kasih sayang sesama manusia, tolong menolong, gotong royong, bertanggung jawab, disiplin, hormat kepada orang tua, sederhana, suci dalam pikiran, perkataan dan perbuatan.
Kakak-kakak dan adik-adik sekalian yang saya cintai,
Pada kesempatan memperingati Hari Pramuka ke 51 ini perkenankanlah saya atas nama Kwartir Nasional Gerakan Pramuka mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah banyak memberikan bantuan bagi perkembangan dan kemajuan Gerakan Pramuka. Mustahil kita dapat memiliki Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2010 tentang Gerakan Pramuka tanpa bantuan semua pihak.
Begitupula kita telah menyempurnakan sistem pendidikan kepramukaan yang kini sedang tahap proses ujicoba di beberapa daerah, dan insya Allah tahun 2013 mendatang akan diimplementasikan di seluruh kwarda dan kwarcab. Dengan demikian, penyelenggaraan pendidikan kepramukaan dapat diukur, baik dari aspek input, proses ataupun output, yang pada gilirannya akan memberikan kontribusi dalam mempersiapkan generasi muda menjadi pemimpin masa depan yang handal dan ahlakul karimah.
Kepada adik-adik anggota Pramuka di seluruh Indonesia, saya menyampaikan rasa bangga. Sangatlah tepat adik-adik memilih Gerakan Pramuka sebagai kegiatan ekstra kurikuler di sekolah, karena mengikuti sekolah formal saja tidak cukup mengingat sangat terbatas waktu untuk mempelajari berbagai aspek moral dan etika serta ketrampilan yang akan menjadi bekal hidup kelak dikemudian hari. Untuk hasil yang optimal dalam pembentukan watak, kepribadian dan akhlak mulia, adik-adik perlu menambah dan meningkatkan wawasan serta pemahaman antara lain dengan mengikuti pendidikan nilai-nilai melalui Gerakan Pramuka.
Pada kesempatan yang berbahagia ini, perkenankanlah pula saya mengajak kakak-kakak anggota dewasa Gerakan Pramuka untuk lebih merapatkan barisan dan menyatukan gerak langkah untuk percepatan dalam pembentukan karakter kaum muda Indonesia.
Kepada para Pimpinan Kwartir Daerah, Kwartir Cabang, Kwartir Ranting Gerakan Pramuka dan para Pembina Pramuka di seluruh Indonesia, saya menghimbau untuk kiranya kita dapat secara bersama-sama meningkatkan kualitas gugusdepan sebagai wahana pendidikan karakter bangsa.
Pada kesempatan yang berbahagia ini perkenankanlah saya menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang membantu. Ucapan terima kasih ini terutama saya sampaikan kepada Bapak Presiden dan kepada bapak-bapak/ibu-ibu Menteri, serta kepada bapak-bapak/ibu-ibu Gubernur serta bapak-bapak/ibu-ibu Bupati/ Walikota di seluruh Indonesia. Begitupula ucapan terima kasih kami sampaikan kepada segenap pimpinan lembaga legislatif yang selama ini telah membantu dalam memperjuangkan alokasi dana Gerakan Pramuka. Tanpa bantuan bapak-bapak/ibu-ibu semua, tidak mungkin Revitalisasi Gerakan Pramuka dapat dilaksanakan.
Kepada para penerima penghargaan dari Gerakan Pramuka saya sampaikan selamat, terima kasih dan penghargaan yang tinggi, atas jasa-jasa, pengabdian, dan kerjasamanya dalam meningkatkan aktivitas Gerakan Pramuka. Mudah-mudahan penghargaan yang telah diberikan dapat memacu untuk lebih membantu Gerakan Pramuka dalam mencapai tujuannya.
Akhirnya semoga upaya yang kita lakukan senantiasa mendapatkan ridho Tuhan Yang Maha Kuasa.
Satu Pramuka untuk Satu Indonesia, Jayalah Pramuka dan Jayalah Indonesiaku.
Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh,

Salam Pramuka,
Jakarta, 14 Agustus 2012
Kwartir Nasional Gerakan Pramuka
Ketua,
ttd

Prof. Dr. dr. Azrul Azwar, MPH